Selasa, 31 Desember 2013

Nitrifying Bacteria

Bakteri Rhizobium; Sahabat Baik Untuk Si Kacang
 
 

Rhizobium, bakteri ber-gram negatif.
 
BAKTERI. Pastilah yang muncul pertama kali di benak Anda adalah kotor, menjijikan, dan penyakit. Memang tidak salah jika benak Anda mendeskripsikan demikian, karena memang banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis patogen. Namun ingatlah satu hal; Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan ada manfaat di dalamnya. Artikel ini akan membahas tentang peranan menguntungkan dari bakteri nitrifikasi. Check it out!

Nitrogen, adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Udara yang menyelubungi bumi mengandung gas nitrogen sebanyak 80 %, sebagian besar dalam bentuk N2 yang tidak dapat dimanfaatkan. Tanaman dan kebanyakan mikroba tidak mempunyai cara untuk mengikat nitrogen menjadi senyawa dalam selnya. Tanaman dan mikroba umumnya mendapatkan nitrogen dari senyawa seperti ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3-). Untuk memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, pakar bioteknologi memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan jenis mikroba tertentu yang dapat menambat nitrogen dari udara dan menyusun atom nitrogen kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan.

Apa yang dimaksud nitrifikasi?
Nitrifikasi adalah proses oksidasi ion amonium menjadi nitrat (NO3-). Nitrat adalah bentuk nitrogen anorganik yang dapat digunakan tanaman. Tumbuhan cenderung menggunakan nitrat sebagai sumber nitrogen untuk sintesi protein karena nitrat memiliki mobilitas yang lebih tinggi di dalam tanah dan lebih mudah terikat dengan akar tanaman daripada amonium.
 
Siapa itu bakteri nitrifikasi?
Dalam tanah terdapat dua kelompok bakteri yang disebut bakteri nitrifikasi. . Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri yang pertama mengubah ion-ion amonium (NH4+) menjadi ion-ion nitrit (NO2-) yang disebut nitritasi. Dalam kelompok ini termasuk bakteri-bakteri dari genera Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrospira, dan Nitrosogloca. Kelompok yang kedua dengan cepat mengubah ion nitrit menjadi ion nitrat (NO3-) yang disebut nitratasi. Dalam kelompok ini termasuk bakteri Nitrobacter. Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat.  
 
Bakteri nitrifikasi hanya dapat menjalankan perananannya dalam keadaan aerob, yaitu bila ada oksigen dalam tanah. Oksigen larut dalam air tanah yang biasanya terdapat di antara butir-butir tanah. Oksigen yang sudah ada di dalam tanah cepat sekali habis dipakai oleh organisma tanah. Maka keadaan tanah yang demikian disebut anaerob yaitu tanah tidak mempunyai oksigen. Dalam keadaan anaerob, bakteri nitrifikasi tidak dapat menjalankan kegiatannya.
 
Rhizobium, Bakteri Pengikat Nitrogen
Yang kita artikan dengan ‘mengikat nitogen’ ialah proses-proses kimia yang mengubah unsur nitrogen (N2) menjadi persenyawaan-persenyawaan nitrogen. Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul (bintil) akar tanaman leguminosae. Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular.
Bagaimana Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium pada Tanaman Kacang Kedelai?
Langkah awal adalah pembentukan koloni rhizobium pada akar legum sebagai pengenalan terhadap inangnya. Proses infeksi dimulai dengan cara penetrasi bakteri ke dalam sel rambut akar. Infeksi dimulai dari rambut akar menyebabkan pertumbuhan rambut akar yang keriting akibat dari adanya auksin yang dihasilkan oleh bakteri. Benang infeksi terus berkembang sampai di kortek dan mengadakan percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebaga bintil akar. Sampai proses ini infeksi bakteri sensitif terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, misal kemasaman atau kegaraman (salinitas).
 
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif. Ciri bintil akar yang efektif adalah bila dibelah melintang akan memperlihatkan warna merah muda hingga kecoklatan di bagian tengahnya. Pigmen merah leghemeglobin ini yang paling berperan dalam memfiksasi N. Pigmen itu dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat (Rao, 1994).
 
Akar tanaman polong-polongan (legum) menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
 
 
Referensi:
 
Novriani. 2011.  Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen bagi Tanaman Kedelai. http://agronobisunbara.files.wordpress.com/2012/11/10-novriani-kedelai-hal-35-42-oke.pdf. Diakses pada 30 Desember 2013. Pukul 23.59 WIB.
 
Pustakers. 2013. Interaksi Mikroba dengan Tumbuhan. http://www.pustakasekolah.com/interaksi-mikroba-dengan-tumbuhan.html. Dikases pada 31 Desember 2013. Pukul 00.03 WIB.

 Rao, N.S.S. 1994. Soil Microorganisme and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. (Terjemahan H. Susilo. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman). Universitas Indonesia Press.

Yanti Crristy. 2013. Pengertian Proses Nitrifikasi Siklus Nitrogen. http://smabiologi.blogspot.com/2013/11/pengertian-proses-nitrifikasi-siklus.html. Diakses pada 30 Desember 2013. Pukul 23.43 WIB.
Yayasan Studi Kurikulum Biologi. 1973. Biologi Umum 2. Jakarta: Gramedia.

Senin, 30 Desember 2013

Nitrifying Bacteria


Bakteri Rhizobium; Sahabat Baik Untuk Si Kacang

BAKTERI. Pastilah yang muncul pertama kali di benak Anda adalah kotor, menjijikan, dan penyakit. Memang tidak salah jika benak Anda mendeskripsikan demikian, karena memang banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis patogen. Namun ingatlah satu hal; Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan ada manfaat di dalamnya. Artikel ini akan membahas tentang peranan menguntungkan dari bakteri nitrifikasi. Check it out!

Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Sumber nitrogen yang terdapat dalam tanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk mempertinggi produksi.

Udara yang menyelubungi bumi mengandung gas nitrogen sebanyak 80 %, sebagian besar dalam bentuk N2 yang tidak dapat dimanfaatkan. Tanaman dan kebanyakan mikroba tidak mempunyai cara untuk mengikat nitrogen menjadi senyawa dalam selnya. Tanaman dan mikroba umumnya mendapatkan nitrogen dari senyawa seperti ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3-). Untuk memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, pakar bioteknologi memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan jenis mikroba tertentu yang dapat menambat nitrogen dari udara dan menyusun atom nitrogen kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan.

Apa yang dimaksud nitrifikasi?

Nitrifikasi adalah proses oksidasi ion amonium menjadi nitrat (NO3-). Nitrat adalah bentuk nitrogen anorganik yang dapat digunakan tanaman. Tumbuhan cenderung menggunakan nitrat sebagai sumber nitrogen untuk sintesi protein karena nitrat memiliki mobilitas yang lebih tinggi di dalam tanah dan lebih mudah terikat dengan akar tanaman daripada amonium.

Siapa itu bakteri nitrifikasi?

Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah. Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:

Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.

Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.

Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

Rhizobium, Bakteri Penambat Nitrogen

Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul (bintil) akar tanaman leguminosae. Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular.


Bagaimana Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium pada Tanaman Kacang Kedelai?

Langkah awal adalah pembentukan koloni rhizobium pada akar legum sebagai pengenalan terhadap inangnya. Proses infeksi dimulai dengan cara penetrasi bakteri ke dalam sel rambut akar. Infeksi dimulai dari rambut akar menyebabkan pertumbuhan rambut akar yang keriting akibat dari adanya auksin yang dihasilkan oleh bakteri. Benang infeksi terus berkembang sampai di kortek dan mengadakan percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebaga bintil akar. Sampai proses ini infeksi bakteri sensitif terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, misal kemasaman atau kegaraman (salinitas).

Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif. Ciri bintil akar yang efektif adalah bila dibelah melintang akan memperlihatkan warna merah muda hingga kecoklatan di bagian tengahnya. Pigmen merah leghemeglobin ini yang paling berperan dalam memfiksasi N. Pigmen itu dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat (Rao, 1994).

Akar tanaman polong-polongan (legum) menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

 

Referensi:

Novriani. 2011.  Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen bagi Tanaman Kedelai. http://agronobisunbara.files.wordpress.com/2012/11/10-novriani-kedelai-hal-35-42-oke.pdf. Diakses pada 30 Desember 2013. Pukul 23.59 WIB.

 
Pustakers. 2013. Interaksi Mikroba dengan Tumbuhan. http://www.pustakasekolah.com/interaksi-mikroba-dengan-tumbuhan.html. Dikases pada 31 Desember 2013. Pukul 00.03 WIB.

 
Rao, N.S.S. 1994. Soil Microorganisme and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. (Terjemahan H. Susilo. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman). Universitas Indonesia Press.

Yanti Crristy. 2013. Pengertian Proses Nitrifikasi Siklus Nitrogen. http://smabiologi.blogspot.com/2013/11/pengertian-proses-nitrifikasi-siklus.html. Diakses pada 30 Desember 2013. Pukul 23.43 WIB.

 

Bakteri Rhizobium; Sahabat Baik Untuk Si Kacang

BAKTERI. Pastilah yang muncul pertama kali di benak Anda adalah kotor, menjijikan, dan penyakit. Memang tidak salah jika benak Anda mendeskripsikan demikian, karena memang banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis patogen. Namun ingatlah satu hal; Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan ada manfaat di dalamnya. Artikel ini akan membahas tentang peranan menguntungkan dari bakteri nitrifikasi. Check it out!

Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Sumber nitrogen yang terdapat dalam tanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk mempertinggi produksi.

Udara yang menyelubungi bumi mengandung gas nitrogen sebanyak 80 %, sebagian besar dalam bentuk N2 yang tidak dapat dimanfaatkan. Tanaman dan kebanyakan mikroba tidak mempunyai cara untuk mengikat nitrogen menjadi senyawa dalam selnya. Tanaman dan mikroba umumnya mendapatkan nitrogen dari senyawa seperti ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3-). Untuk memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, pakar bioteknologi memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan jenis mikroba tertentu yang dapat menambat nitrogen dari udara dan menyusun atom nitrogen kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan.

Apa yang dimaksud nitrifikasi?

Nitrifikasi adalah proses oksidasi ion amonium menjadi nitrat (NO3-). Nitrat adalah bentuk nitrogen anorganik yang dapat digunakan tanaman. Tumbuhan cenderung menggunakan nitrat sebagai sumber nitrogen untuk sintesi protein karena nitrat memiliki mobilitas yang lebih tinggi di dalam tanah dan lebih mudah terikat dengan akar tanaman daripada amonium.

Siapa itu bakteri nitrifikasi?

Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah. Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:

Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.

Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.

Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

Rhizobium, Bakteri Penambat Nitrogen

Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul (bintil) akar tanaman leguminosae. Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular.

 

 Rhizobium, bakteri ber-gram negatif.

Bagaimana Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium pada Tanaman Kacang Kedelai?

Langkah awal adalah pembentukan koloni rhizobium pada akar legum sebagai pengenalan terhadap inangnya. Proses infeksi dimulai dengan cara penetrasi bakteri ke dalam sel rambut akar. Infeksi dimulai dari rambut akar menyebabkan pertumbuhan rambut akar yang keriting akibat dari adanya auksin yang dihasilkan oleh bakteri. Benang infeksi terus berkembang sampai di kortek dan mengadakan percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebaga bintil akar. Sampai proses ini infeksi bakteri sensitif terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, misal kemasaman atau kegaraman (salinitas).

Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif. Ciri bintil akar yang efektif adalah bila dibelah melintang akan memperlihatkan warna merah muda hingga kecoklatan di bagian tengahnya. Pigmen merah leghemeglobin ini yang paling berperan dalam memfiksasi N. Pigmen itu dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat (Rao, 1994).

Akar tanaman polong-polongan (legum) menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

 

Referensi:

 Novriani. 2011.  Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen bagi Tanaman Kedelai. http://agronobisunbara.files.wordpress.com/2012/11/10-novriani-kedelai-hal-35-42-oke.pdf. Diakses pada 30 Desember 2013. Pukul 23.59 WIB.

 
Pustakers. 2013. Interaksi Mikroba dengan Tumbuhan. http://www.pustakasekolah.com/interaksi-mikroba-dengan-tumbuhan.html. Dikases pada 31 Desember 2013. Pukul 00.03 WIB.

 
Rao, N.S.S. 1994. Soil Microorganisme and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. (Terjemahan H. Susilo. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman). Universitas Indonesia Press.

Yanti Crristy. 2013. Pengertian Proses Nitrifikasi Siklus Nitrogen. http://smabiologi.blogspot.com/2013/11/pengertian-proses-nitrifikasi-siklus.html. Diakses pada 30 Desember 2013. Pukul 23.43 WIB.

 

Jumat, 27 Desember 2013

Kamis, 21 November 2013

STRUKTUR DAN FUNGSI KLOROPLAS

Pada sel tumbuhan ada bagian paling spesifik yang tidak terdapat pada sel hewan, yaitu bagian yang berperan dalam proses fotosintesis. Bagian yang dimaksud adalah klorofil. Klorofil dihasilkan oleh suatu struktur yang disebut kloroplas.
Berevolusi dari endosimbiosis, kloroplas adalah organel yang memungkinkan tanaman dan ganggang tertentu untuk mengubah energi matahari menjadi energi kimia.[1] Kloroplas umumnya berkaitan dengan fotosintesis pada tumbuhan hijau baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Beberapa diantara organisme melakukan fotosintesis meliputi ganggang merah, cokelat, ganggang hijau, demikian juga organisme peralihan (plantlike) seperti Euglena, Dinoflagelata, dan Diatome. Dari golongan prokariotik ada juga yang dapat melakukan fotosintesis seperti ganggang biru hijau (Cyanobacteria), serta bakteri fotosintetik seperti bakteri hijau belerang dan bakteri ungu (purple bacteria).[2]
Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning sampai jingga yang disebut karoten.



A.     Struktur Kloroplas

Kloroplas dibungkus oleh membran ganda, yaitu membran internal (dalam) dan membran eksternal (luar). Membran dalam, kaya akan fosfolipid dan protein. Selain itu, kloroplas juga mengandung pigmen yang paling utama di antaranya adalah klorofil. Klorofil terdapat dalam struktur seperti tumpukan piring yang disebut granum (jamak: grana). Warna hijau klorofil yang tergabung dalam membran, memberi warna hijau pada kloroplas dan sel serta jaringan tumbuhan yang terkena cahaya. Klorofil menangkap energi matahari dan digunakan untuk fotosintesis zat makanan. Jadi, kloroplas merupakan tempat fotosintesis.
1) Membran Internal (Dalam)
Pada membran ini tidak terdapat lipatan (halus), dan terdapat banyak pigmen fotosintesis yang terletak pada thilakoid. Pigmen ini akan menangkap cahaya matahari dan mengubah energi cahaya ini menjadi energi kimia dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat), melalui proses fotosintesis. Tumpukan dari beberapa thilakoid akan membentuk granum. Thilakoid yang memanjang menghubungkan granum satu dengan lainnya disebut stroma. Pigmen fotosintesis tersebut antara lain klorofil dan karotenoid.
a) Klorofil
Klorofil meliputi klorofil a dan b. Klorofil merupakan pigmen hijau untuk menangkap energi cahaya matahari, misalnya sinar merah, biru, ungu, dan memantulkan sinar hijau. Pigmen-pigmen fotosintesis tumbuhan tingkat tinggi terbagi menjadi dua macam, yaitu klorofil dan karotenoid. Kedua pigmen ini berperan untuk menyerap energi cahaya, kemudian mengubahnya menjadi energi kimia. Kedua pigmen terletak di membran kloroplas. Klorofil berfungsi menyerap sinar merah dan biru-ungu, memantulkan sinar hijau, kecuali bila tertutup oleh pigmen warna lain. Karotenoid merupakan pigmen berwarna kuning, orange, merah atau coklat yang menyerap sinar bergelombang antara biru-ungu.
b) Karotenoid
Karotenoid merupakan pigmen kuning sampai jingga. Karotenoid menyerap sinar gelombang antara hijau-biru. Karotenoid terdapat pada beberapa bunga dan buah-buahan sehingga memiliki warna yang cemerlang dan menarik insekta, burung atau hewan lain untuk membantu penyerbukan atau penyebaran biji. Misalnya, likopen yang merupakan karoten pada kulit buah tomat yang merah. Karotenoid juga berfungsi sebagai pelindung klorofil pada waktu sinar terlalu kuat dan oksidasi oleh oksigen yang dihasilkan dalam proses fotosintesis. Ada dua tipe karotenoid, yaitu karoten dan xantofil.
2) Membran Eksternal (Luar)
Pada membran ekternal ini tidak mengandung klorofil maupun karotenoid, melainkan mengandung pigmen xanthofil yang disebut violaxanthin. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa di dalam sel yang masihn hidup selalu terdapat unsur-unsur pokok seperti disebutkan di atas. Sel hidup masih selalu melakukan aktivitas tumbuh dan berkembang. Aktivitas ini dilakukan oleh bagian-bagian pokok sel tersebut. Coba Anda bayangkan jika sel tidak memiliki organela-organela seperti di atas, apakah yang akan terjadi? Tentunya kita tidak dapat tumbuh dan berkembang, tetapi perlu Anda ketahui bahwa pertumbuhan sel ini bersifat terarah dan terkendali.
Contohnya sel-sel janin, ia tahu persis kapan harus membelah dan kapan harus berhenti, sehingga hanya ada 2 kaki, 2 tangan, 2 mata, 2 ginjal, bahkan jika kita perhatikan jari kelingking tidak lebih panjang dari jari manis dan sebagainya. Contoh tersebut menggambarkan pembelahan sel yang terarah dan terkendali. Dengan mengetahui sifat sel yang terarah dan terkendali akan menimbulkan rasa kagum dan selanjutnya kita harus mensyukurinya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada kita dan makhluk hidup lain di bumi.
Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Peran pigmen untuk menangkap cahaya matahari yang akan diubah menjadi energi kimia.[3]
Kloroplas merupakan salah satu organela yang terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel-sel tumbuhan tingkat tinggi umumnya berisi antara 50-200 buah kloroplas. Kloroplas dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran yang paling kuat. Panjangnya antara 5-10 µm dan tebal 2-4 µm. Dilihat dari atas bentuknya lonjong atau ellipsoid, dilihat dari salah satu sisinya dapat berupa permukaan atas cembung dan permukaan bawahnya cekung, atau flat (lembaran lonjong), atau bikonvek (kedua permukaannya cembung).[4]
Kloroplas mengandung pigmen, termasuk klorofil, dan enzim-enzim yang diperlukan untuk fotosintesis, suatu proses di mana energi cahaya dikonversi menjadi energi kimia, yang digunakan untuk menghasilkan molekul (bahan bakar) karbohidrat.[5]
Pada tumbuhan rendah dan terutama pada beberapa mikroorganisme, bentuknya sangat berbeda dari yang terlihat pada tumbuhan dan sering jumlahnya terdapat sedikit. Sebagai contoh:
Euglena gracilis          : kurang lebih 10 kloroplas/sel
Chlamydomonas        : satu kloroplas/sel, berbentuk mangkuk
Spirogyra                    : satu kloroplas/sel, berbentuk pita yang memanjang di seluruh sel[6]
Bentuk kloroplast yang beraneka ragam ditemukan pada alga. Kloroplas berbentuk pita spiral ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplas berbentuk pita ditemukan pada Zygnema.[7]
Pada ganggang, bentuk kloroplas dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang , bryophyta, dan lycopodium dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem.
Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastida . Plastida adalah organel bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam. Proplastida merupakan prekursor berbagai macam plastida dalam jaringan tanaman, tergantung pada macam jaringan dan macam lingkungan yang berpengaruh, proplastida berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda.
Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning sampai jingga yang disebut karoten.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000 dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada proses fotosintesis. Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lain serta rantai transport elektron. Reaksi terang dari fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang intermembran antara membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Sebagian besar protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan selanjutnya dikirim ke kloroplas.[8]

Struktur kloroplas:
1.      Membran luar
2.      Ruang antar membrane
3.      Membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4.      Stroma
5.      Lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6.      Membran tilakoid
7.      Granum (kumpulan tilakoid)
8.      Tilakoid (lamella)
9.      Pati
10.    Ribosom
11.    DNA plastid
12.    Plastoglobula

1.     Membran Luar Kloroplas
Membran luar kloroplas tumbuhan tinggi dipisahkan dari membran dalam oleh ruang antar membran yang tebalnya 10 nm. Membran inti permeabel terhadap senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah seperti nukleotida, fosfat inorganik, derivat yang mengandung fosfat, asam karboksilat, dan sukrosa. Jadi ruang antar membran dapat dengan bebas menggunakan segala macam molekul nutrien dari sitosol. Dilihat dari permeabilitasnya, fungsi membran luar kloroplas dan mitokondria mempunyai persamaan.
2.     Membran Dalam Kloroplas
Membran dalam kloroplas merupakan barier/penghalang antara sitosol dan stroma kloroplas. Membran dalam permeabel terhadap sukrosa, sorbitol, dan bermacam-macam anion misalnya di dan trikarboksilat, fosfat, persenyawaan-persenyawaan seperti nukleotida dan gula fosfat.
Meskipun membran dalam impermeabel terhadap sejumlah persenyawaan, namun membran dalam permeabel terhadap CO2 dan asam monokarboksilat tertentu seperti asam asetat, asam gliserat, dan asam glikolat, serta kurang permeabel terhadap asam amino.
Seperti membran dalam mitokondria, membran dalam kloroplas berisi karier khusus untuk mentranspor agen metabolic penting dalam fotosintesis seperti fosfat, fosfogliserat, dehidroksoaseton fosfat, dikarboksilat dan ATP.

Kloroplas terdiri matriks berair disebut stroma terikat oleh dua membran halus - membran luar dan membran dalam. Tersebar ke stroma adalah jaringan membran tilakoid di mana klorofil dan pigmen fotosintesis lain yang tertanam. Beberapa tilakoid ini hadir dalam bentuk ditumpuk dan disebut sebagai grana.[9]
Kloroplas mempunyai tingkat otonomi di dalam sel dalam banyak hal sama dengan mitokondria. Dalam stroma terdapat DNA. Dengan genom itu sejumlah protein khas kloroplas dibuat dengan menggunakan ribosom yang juga terdapat dalam stroma. Kloroplas juga melakukan replikasi. Seluruh genom kloroplas terdapat di dalam satu molekul DNA (ctDNA) yang sirkular. Biasanya DNA terdapat dalam copy berganda sebanyak 20-60 ctDNA per kloroplas. Panjang DNA sering 45 µm, tetapi bergantung kepada spesies dapat berkisar antara 40-60 µm. ctDNA cukup besar sehingga dapat mengkodekan lebih dari 150 protein. Masing-masing dengan berat milekul 50.000 dalton. Ini kira-kira sama dengan jumlah berbagai protein yang terdapat dalam kloroplas, baik protein strktural maupun enzim yang penting untuk fotosintesis, sintesis karbohidrat, lipid, dan protein. Namun, kloroplas tidak mengkode semua protein itu sendiri. Replikasi dan diferensiasi dikontrol sebagian oleh genom inti dan sebagian oleh ctDNA.
Banyak protein stroma dan protein membran tilakoid dikode seluruhnya oleh DNA inti dan dibentuk di ribosom sitoplasma. Misalnya subunit kecil enzim ribulosa difospat karboksilase dan enzim-enzim daur Calvin, asam nukleat polimerase dan aminoasil-tRNA sintetase disintesi di sitoplasma di bawah arahan inti dan dimasukkan ke dalam kloroplas. Dengan demikian, kloroplas bergantung kepada genom inti untuk melaksanakan daur Calvin dan fotofosporilasi.
Kloroplas berasal dari kloroplas yang sudah ada selama daur hidup tumbuhan tinggi dan diteruskan ke sel-sel turunannya selama pembelahan sel. Tipe pembelahan sama seperti pada mitokondria. Penyempitan terjadi dekat tengah-tengah plastida dan kedua turunan dihasilkan dari pemisahan mebran-membran di daerah inti. Umumnya pembelahan kloroplas tidak serempak di dalam jaringan atau sel tumbuhan. Sejumlah faktor-faktor lingkungan memengaruhi replikasi dan diferensiasi. Karena itu puncak replikasi akan terlihat apabila keadaan lingkungan optimal.
Kloroplas - yang "dapur" sel tumbuhan - adalah organel utama untuk sumber makanan bagi tanaman dan lainnya autotrof. Mereka juga situs untuk fiksasi nitrogen, reaksi yang saling berhubungan dengan proses fotosintesis dan fotorespirasi, dan memainkan peran protektif dalam sel tanaman.
B.     Fungsi Kloroplas
Fungsi kloroplas adalah sebagai tempat fotosintesis. Pada dasarnya fotosintesis seperti juga reaksi pada mitokondria merupakan pembentukan ATP dan melibatkan transport hidrogen dan elektron dalam senyawa-senyawa seperti NADH dan sitokrom. Perbedaannya adalah bahwa fotosintesis menggunakan cahaya sebagai sumber energi dan bukan substrat kimia, fotosintesis menggunakan CO2 dan air, menghasilkan oksigen dan karbohidrat.
Reaksi fotosintesis dirangkum sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O + energy cahaya –> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
            Kloroplas merupakan komponen pada daun yang menolong tanaman mengubah cahaya menjadi energy yang dikenal dengan proses fotosintesis. Kloroplas ada di dalam tanaman berdaun hijau, jadi pada dasarnya setiap tanaman memiliki potensi untuk menjadi sumber listrik.[10]



  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kloroplas. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/biologi-sel/kloroplas-dan-fotosintesis/kloroplas/. Diakses pada 11 November 2013.
Budisma. Struktur dan Fungsi Kloroplas. http://budisma.web.id/struktur-dan-fungsi-kloroplas.html, diakses pada 10 September 2013 pukul 23.43 WIB
Budiyanto.  2011. Struktur dan Fungsi Koroplas. http://hidupsehati.com/struktur-dan-fungsi-kloroplas.html
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta.
Eva Sartini Bayu. 2013. Genom Kloroplas. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1105/1/pemuliaan%20tanaman-eva2.pdf
Jeny Esterina. 2011. Struktur dan Fungsi Kloroplas. http://blog.uad.ac.id/jenyesterina/2011/12/31/struktur-dan-fungsi-kloroplas/
Sumadi., Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.








[2]Sumadi., Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[3]Budiyanto.  2011. Struktur dan Fungsi Koroplas. http://hidupsehati.com/struktur-dan-fungsi-kloroplas.html.
[4]Sumadi., Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[8]Jeny Esterina. 2011. Struktur dan Fungsi Kloroplas. http://blog.uad.ac.id/jenyesterina/2011/12/31/struktur-dan-fungsi-kloroplas/.